Allah Memberi Kekayaan dengan Adil

Posted on

Muhammad Abduh T.

aaf29b4e109032e2908e8c66e7027083

Hasil dari Jum’atan semoga bermanfaat…

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yg di kehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.”

(QS. Asy Syurra: 27)

 

Ibnu Katsir Rahimahumullah menjelaskan, ” Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong. “

Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”

Ada yang Diberi kekayaan, Namun Bukan Karena Kemuliaan Mereka

Boleh jadi Allah meberikan kekayaan dalam rangka istidroj, yaitu agar semakin membuat seseorang terlena dalam maksiat dan kekufuran. Artinya disebabkan maksiat dan kekufuran yang ia perbuat, Allah beri ia kekayaan, akhirnya ia pun semakin larut dalam kekayaan tersebut dan membuat ia semakin kufur pada Allah. ia memang pantas di beri kekayaan, namun karena ia adalah orang yang durhaka. Kekayaan ini diberikan hanya untuk membuat ia semakin terlena dan bukan karena dirinya mulia.

Jadi pemberian kekayaan bukanlah menunjukan kemuliaan seseorang, namun boleh jadi adalah sebagai istidroj (yaitu untuk semakin menjerumuskannya  dalam maksiat). Sebagaimana dapat kita lihat dalam kisah musyrikin Mekkah dalam surat Al Qolam. Allah subhanahu wa ta’ala mengisahkan, “Sesungguhnya kami telah mencoba mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya si pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan hak fakir miskin , lalu kebun itu di liputi mala petaka yang datang dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur.” (QS. Al Qolam: 17-19), ssilahkan lihat sampai akhir kisah dalam surat tersebut.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan, “Orang-orang yang berdusta ini diuji dengan kebaikan dan harta yang melimpah untuk mereka. Mereka diberikan harta yang begitu banyak, juga diberikan keturunan, umur yang panjang, dan semacamnya yang sesuai dengan kemauan mereka. Dan pemberian ini bukanlah diberikan karena kemuliaan mereka di sisi Allah. Akan tetapi ini adalah istidroj (untuk membuat mereka semakin terlena dalam kekufuran) tanpa mereka sadari.”

Allah memberikan kekayaan sesuai dengan keadilan Allah, Dan ia pun tahu kondisi terbaik untuk seorang hamba. Namun perlu di ketahui, seseorang di beri kekayaan ada dua kemungkinan

Pertama: itulah yang Allah takdirkan karena itulah yang pantas untuknya. Jika diberi kefakiran, maka ia akan kufur pada Allah.

Kedua: Boleh jadi juga karena istidroj yaitu membuat seorang hamba semakin terlena dalam maksiat dan kekufuran. karena Allah berfirman, “Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), maka Allah akan memalingkan hati mereka.” (QS. Ash Shof: 5). Kita seharusnya mewaspadai kemungkinan yang kedua ini. jangan-jangan kekayaan yang Allah beri malah dalam rangka membuat kita semakin larut dalam maksiat, Syirik dan kekufuran.

Mariiiiii renungkannnn…………

semoga tulisan ini bermanfaat…Aminnnnnn

Tinggalkan komentar